Artikel Semasa

JIWA vs MAKHLUK



Assalamualaikum WBT sahabat pengunjung sekalian...

Pasti pernah kita mendengar firman Allah SWT seperti dibawah..

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Bagaimana kita memahami rangkuman ayat ini ? Pastinya bermacam-macam kita dengar tafsirnya di luar sana....bukanlah ingin dipersoalkan mana yang benar atau salah, kerana akhirnya ia menjurus kearah kebaikan juga, namun disini ingin dikongsikan tafsiran dari sudut syari'at hakiki yang insyallah lebih jelas maksudnya...

Sesungguhnya semua yang di dalam diri ini adalah Makluk Allah, yang dinisbatkan pada DIRI kita yang bernama JIWA. Jiwa ini pula tersembunyi di dalam jasad yang menjadi kenderaan bagi penghidupan di dunia ini. Makhluk -makhluk pula diberi kehendak dan berkuasa atas dirinya, namun kehendak dan kuasanya adalah di bawah maqom jiwa.

Justeru, wajib atas diri kita untuk mengendalikan makhluk-makhluk ini..jangan pula jiwa kita yang dikenderai makhluk. Namun perlu diingat, tugas kita bukanlah untuk merubah sunatullah, tetapi adalah mengendalikan makhluk-makhluk ini..harap saudara sekalian boleh faham hingga tahap ini ya.. ;) oke kita sambung ..


Makluk-makhluk ini tidak sekali-kali akan berubah jika jiwa itu tidak mengendalikannya untuk berubah. Berbalik pada ayat diatas, " Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka".. perkataan 'KAUM' ini merujuk kepada makhluk2 di dalam diri kita . Jadi, jelaslah di sini makluk-makhluk inilah yang menguji dan menyesatkan jiwa kita  supaya jauh dari Allah.

Seperti yang sedia kita maklum, fitrah jiwa itu sendiri adalah mencari tuhan..setiap jiwa pernah dipanggil (persaksian dengan Allah) .Jadi kesedaran itulah yang menyuntik jiwa..sebagai contoh, ketika kita melakukan dosa , pasti terdetik akan kesalahan yang sedang kita lakukan itu..(jiwa berinteraksi)..maka ketika itulah pilihan ditangan kita sama ada meneruskan perbuatan salah kita itu atau sebaliknya.

Kesimpulannya, jiwa berperanan besar dalam kehidupan yang tidak kita sedari. Maka, penyucian jiwa itu perlu bagi membebaskan jiwa dari dipengaruhi kehendak makhluk yang melanggar hukum Allah dan Syariat Rasulnya.

P/s : coretan ini adalah sekadar sebatas pendekatan faham dalam menyelami syari'at hakiki... ..sesungguhnya Dia jualah yang berkuasa memberi faham kepada siapa jua yang dikehendakiNya..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

SYARI'AT HAKIKI Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Imej tema oleh richcano. Dikuasakan oleh Blogger.