Artikel Semasa

IHSAN


Kualiti Ihsan yang pertama merujuk kepada sebuah pengabdian yang mana seperti ketika kita telah melihat-Nya .

Manakala ihsan kualiti yang kedua, adalah sekualiti ketika kita telah merasakan sepenuhnya bahwa Dia melihat kita, meskipun kita tidak (belum) melihat-Nya.

Jika kita telah melihat-Nya, mana mungkin kita tidak mencintai-Nya? Mana mungkin kita tidak takjub kepada-Nya? Mana mungkin kita tidak rindu kepada-Nya, tidak ingin tunduk kepada-Nya? Dia yang tak terbatas, Maha indah, Maha tinggi, Maha pengasih, Maha penyayang.

Mana mungkin kita tidak takjub kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya, jika sudah mengenal-Nya? Bayangkan, bagaimana kira-kira kualiti pengabdian dari seseorang yang sudah merasa takjub kepada-Nya.

Itu Ihsan dalam kualiti yang pertama.
Kalau pun kita belum melihat-Nya, ihsan kualiti kedua adalah ketika dalam setiap nafas kita, setiap saat, sepanjang jasad ini masih bernafas dan jantung masih berdegup, tidak sesaat pun diri kita pernah lepas dari kesadaran bahwa Dia melihat kita.

Inilah yang dimaksudkan kesadaran yang tidak pernah putus.

Kita ‘tenggelam’ dalam sebuah pemahaman bahwa kita ada dalam pengawasan-Nya, penjagaan-Nya, perlindungan-Nya, tuntunan-Nya.

Padahal Dia adalah dzat yang tidak mengantuk, tidak tidur, dan tidak lalai.
Nah, seseorang dengan kualiti ihsan yang seperti ini, masih mungkinkah dia bermaksiat? Masih mungkinkah dia berkeluh kesah, tidak bersyukur? Mana mungkin dia bertindak tidak santun dan sembarangan? Apa boleh orang yang sudah ada dalam penjagaan-Nya dan perlindungan-Nya sepenuhnya seperti ini, menjadi murung dan tidak bahagia? Agaknyalah, bagaimana akhlaq dari orang yang ada di ihsan kualitas kedua ini?

Subhanallah..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

SYARI'AT HAKIKI Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Imej tema oleh richcano. Dikuasakan oleh Blogger.